28 Juni 2012

Larik Getir

lariklarik hening
yang aku
suka dan ketika matahari berputar
melewati bumi
aku benci angkaangka
serta perjalanan asing
yang aku
kubur dalam cangkircangkir imajinasi
aku tukar
dengan segepok kematian
berulangulang
tasbih derita
dan peluh yang kesah
kasat juga engkau raba rinduku

Jakal KM 14 Jogja, 29 Juni 2012

*) Ekohm Abiyasa

http://serampaikata.blogspot.com/2012/06/larik-getir.html

09 Juni 2012

Rindu Gila

sepi adalah teman si setia
yang mengurung pada gelap malam sembunyi
diri juga berpayah susah
mencaricari bayang atau menantinya
saat matahari terbenam dalam almari
hati terpisah menyeruak getir basah

oleh hujan berpasrah diri
kacakaca pecah

oleh rindu berlagu sendiri
seperti menggilai boneka kesayangan yang patah

ia mesti gila
sebab hurufhuruf dan katakata akan mengalir menjadi kalimatkalimat
atau baitbait hujan dan rindu

ia mesti mencari petaka
sebab daundaun langit akan memancarkan pelangi hangat
yang menumbuhkan senyum dan sederet kenangan yang menggebu

sepi adalah kegilaan yang ia rasakan
sunyi adalah teman sebaya dalam pencarian atau pengembaraan yang jauh sungguh

Jakal KM 14 Jogja, 09 Juni 2012

*) Ekohm Abiyasa

http://serampaikata.blogspot.com/2012/06/rindu-gila.html


embun telah meretas
pada pagi yang hitam
semendung kopi mengampas
setia pada perjalanan yang melelahkan

embun telah berjelaga
pada pagi yang menghiba
serona jingga senja kala
melukis diri kesetiaan pada jalanjalan sunyi purba
seperti tidur panjang sebuah arca

embun telah menguap
seperti pula janji yang menguap
bias air menyamarkan rona pelangi senja
diantara lelaguan dan puisi yang tumbuh secara akar dan merambati seluruh jiwa
ia berkelana sendiri menuju dungeon tua

merentangkan nasib pada jalan batu
sekeras baja
namun ia memancarkan windwalk berlari kencang dan jauh
sebuah pelarian lama
dan kolamkolam darah
bersimbah hurufhuruf
dalam dungeon tua ia memahat sendiri ribuan roh dan monster yang ia jumpai
bertunaslah embun
senyala api neraka pada kuil senja
ia mengekal bersemayam dalam dunia asing
dunia api dan darah air mata

suatu saat pasti ada yang mencari word tresure
pada manusiamanusia mujur
pengembara dunia jauh dan asing
sungguh dunia hitam yang paling
memancarkan aura gelap dan anyir darah
berbalut dengki api menyala matanya
memanggilmanggil empu pembuat
namun ai akan setia pada manusia baru yang dikenal dan berkuasalah pada sebuah kekuatan
kekuatan purba yang menakjubkan

lantas embun masihkah bertunas dan meretas?
seperti dahulu kala

Jakal KM 14 Jogja, 09 Juni 2012

*) Ekohm Abiyasa

http://serampaikata.blogspot.com/2012/06/old-dungeon-word-treasure.html

08 Juni 2012


bertautan berkali
mati sendiri akhirnya
pucukpucuk mimpi dan sunyi
menggelembung kekal seperti balon udara siap terbang berkelana
udara utara
ia berjalan kembali

bersakit meski
mati pula nantinya
geregetan melihat rona pelangi suka mempermainkan hati
atap bocor air hujan turunlah memenuhi gelembung maya
diujung perjumpaan
oleh sebab ketiadaan ia menghilangkan jejakjejak yang sempat tertaut mimpi

beranda hampir musnah sekali
ketika mengingat bayang itu mencabik luka
temaram semakin gelap dan tersamarkan oleh nyali
ketakutan dan kekawatiran menjadi hidangannya
udara semakin keruh oleh katakata
tulisan dan namanama yang terpampang pada bukubuku tebal berhalaman rapi

tertekan oleh maut yang mengintai
derap darah yang membercak kentara
sendirian ia akan mengarungi halamanhalaman sunyi
mencoba halhal yang belum terpikirkan dan termimpikan olehnya
sebab udara kian jauh bila tak harus bersua
oh, kotak ini terkunci rapat sekali

sudah cukup perjumpaan ini
wajahmu pasi hai purnama
masih ada sisa waktu dan nafas dalam perjalanan nanti
boleh aku berpamitan sejenak, merampungkan hening rindu dan katakata
disisa malam berangkatlah mencari sekerat daging yang terpisah dari jiwa
dan angguranggur memabukkan jati diri, o malam dingin begini

Jakal KM 14 Jogja, 08 Juni 2012

*) Ekohm Abiyasa

http://serampaikata.blogspot.com/2012/06/elegi-mimpi-rindu-dan-perjalanan-yang.html

03 Juni 2012

Masa Kecil, Bermain di Rumah Nenek

bersandar pada pohon beringin
menyejukkan ingatan
tentang masa kecil berlarilari
pada musim yang dingin
suka berbecek pada hujan
mengejar tawatawa bahagia sekali

bermain di belakang rumah tua
nenekku baik sekali
memukul kayu, memencarkan bola kelereng
di kebun yang rimbun
soresore bersama teman sebaya
kami memanjat pohon jambu air dan memetiknya
ada pula pohon duwet di sebelahnya
banyak sekali buahnya
kami menikmati masamasa kecil dulu
sering kali kayu atau alat bermain kami meruntuhkan genteng
karena terlalu semangatnya
kakekku juga baik sekali
mereka pandai membuat kami senang

ketika pohon melinjo bertunas daundaunnya
aku memetikkan daunnya buat lauk makan
dan juga melinjo yang merah
suka sekali memanjatnya dan lama berdiam di dahan yang besar itu

di depan rumah, masih ada halaman yang luas menyerupai kebun
pohon mangga seringkali berbuah
dan lagi aku bermainmain dengan girangnya
aku senang tinggal di rumah kakek nenek sampai bertahuntahun
nenek sering pula marah
namun itu tanda sayangnya kepada aku, cucunya
indah sekali memori yang aku timbun
namun aku masih menyisakan dosa pada mereka
kakek nenekku yang berbaik hati dan bijaksana

Jakal KM 14 Jogja, 03 Juni 2012

*) Ekohm Abiyasa

* Sebuah kenangan masa kecil. Indah sekali rasanya. Meski aku seringkali tidak ada rasa pede pada diri sendiri. Entah apa itu? Tak banyak aku bercerita. Lugas saja. Jujur diriku masih merasa bersalah pada kakek dan nenek. Ketika aku sering mencuri barang mereka. Entah apa itu. Masa kecil oh masa kecil. Waktu terus saja berlalu meski aku teriakkan segala kesalahan dan duri. Saudara kakek nenek banyak yang tinggal sedusun. Jadi, seperti sebuah keluarga besar dalam desa. Oh betapa indahnya masa dahulu. Hidup pada kegotongroyongan dan kebersamaan. Kenikmatan yang tiada lagi kini. Hm.. Semoga kakek dan nenekku tenang dan tersenyum melihat kami yang masih tinggal di dunia nyata ini. Salam kangen kek.. Salam kangen nenek terbaikku.

http://serampaikata.blogspot.com/2012/06/masa-kecil-bermain-di-rumah-nenek.html

02 Juni 2012

ada hati yang luruh
ia memerlukan pemahaman yang jauh
berlari meski jauh
berdiri meski terjatuh

ada bunga bermekar sendiri
bersenandung saat mentari menyelesaikan ritual suci
mengubur malammalam sunyi
menampakkan risau pada embun pagi
terangi, terangi kami

o matahari
bunga ini tumbuh tanpa rindu yang kupatri
di hatinya memendam elegi
semacam mawar berduri
risau diri
membunuh juga lamalama kupendam duriduri ini

o hati yang malang
engkau tercabik pada hal yang terbuang
simpan resah dan air mata untuk kehidupan yang akan datang
pada sebuah perjalanan yang belum tertuntaskan

Jakal KM 14 Jogja, 03 Juni 2012

*) Ekohm Abiyasa

http://serampaikata.blogspot.com/2012/06/menyimpan-resah.html

tempat kami berkumpul dulu
masih kuingatingat tentang sebuah pertemuan
kami para blogger jagat maya
menjabat tangan masingmasing dan memperkenalkan sebuah nama
tawa dan canda

"hey lihat rusa itu"
kini sudah gemuk ya taman ini?
kolamkolam ikan luasnya
berdiri patung di tengah
kami rajin bersua dan bercanda
apa saja kami lahap dengan tawa
berbagi rindu dan bertukar kepala

ada kenangan menggantung ingatan di kepala
pada wajahwajah berseri
aku merindukan suasana seperti dulu
kami bercakapcakap tentang cerita yang kami miliki
jam berputar waktu berlalu
dimana mereka sekarang, kawan blogger solo raya

balekambang, namamu masih kusimpan dalam memori
berkat engkau aku menemu keceriaan hidup dalam kebersamaan
menyatukan hati dan misi
betapa indah kenangan ini
aku merindukan mereka, aku merindukan pertemuan

Jakal KM 14 Jogja, 02 Juni 2012

*) Ekohm Abiyasa

http://serampaikata.blogspot.com/2012/06/balekambang-sebuah-pertemuan.html

01 Juni 2012

Adalah Cahaya

adalah cahaya
riwayat yang hilang
dan setumpuk catatan usang
menggenangi mata
berserakan
di manamana
kertaskertas dan abu bekas
pemujaan semalam
tentang dunia ilusi
yang melenakan
ruang yang dalam, terdalam
membekukan yang pasti
batubatu bersimbah tinta
mengarsir sendiri pada nganga luka
jangan engkau mengaburkan
semua ada catatan
meski
tiada berguna lagi
kini
namun mungkin nanti ada saatnya membuka kembali
sejarah dan riwayatriwayat itu
setelah sekian tahun terpendam
dalam tanah liat dan kegersangan gurun berpasir darah

adalah cahaya
kembali pada jalan masingmasing
guna menghisap dosa dan kesalahan
persembahan tak akan siasia
meski telah dicampakkan
karena kita manusia
kita manusia
manusia

adalah cahaya
membekukan dan mencairkan
setiap kenangan adalah makna
saling bercerita satu sama lain
apakah yang kau punyai selain cinta yang semu belaka
dan apa pula yang aku bisa selain kesetiaan tiada tara
meski pula terkalahkan

adalah cahaya
ketika rindu bersenggama dengan sunyi
haha. dia tertawa bak pemenang lotere hari ini
bukan apaapa kok ini
mungkin hanya bualan saja
tak perlu ada usap derai air mata atau malah menertawakan kebodohan diri
menganggap dia ada rasa cinta
padahal bukan
padahal bertolak belakang
apa yang kamu pikirkan?
apa yang kupikirkan?
hah

adalah cahaya
seumpama rumput itu berhenti bergoyang
buat apalagi tumpahan cerita
siasia
kubuang saja dalam tong sampah
biar membusuk lekas
duka yang luas
luka yang panas
lekas
lekas bias

adalah cahaya
kembali membekukan kenangan dan air mata
keheranan aku
matahari tiada lelahnya menertawakan kesendirian
boleh aku pinjam bahumu
sejenak saja
ada racun di mataku
silau dan bercak
ku bisa tenggelam lagi
ah. robek saja mukaku
aku tak pernah mati
menyertaimu dengan segumpal kesetiaan

Jakal KM 14 Jogja, 01 Juni 2012

*) Ekohm Abiyasa

http://serampaikata.blogspot.com/2012/06/adalah-cahaya.html

Categories

Unordered List

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Text Widget