28 Maret 2012

Buat temen-temen penyair, mari berpartisipasi menyumbang puisi..
Mengenang seniman Murtidjono

http://obyektif.com/sastrabudaya/read/mengenang_seniman_murtidjono

Deadline akhir MARET 2012

27 Maret 2012

Merapu Sunyi

:Murtidjono

disisasisa hening ini aku merapu sunyi
juga bekas jejak yang engkau tanam ditanah merah
mencaduk pesanpesan yang engkau kirim
dalam kerlap malam jua aku bersungut memaknai semua yang kau perankan
atas segenap kisah manusia
engkau hidup terus mengalir menguliti jalan sunyi

bahwa puisi bukan pula hal modular
yang membuat kita hanya puas terkapar
begitu saja
berhenti pada titik langkah
tidak juga engkau menjadi pandik
itu yang kutangkap dari senyum senjamu

di halaman, kosong oleh rerintik air hujan
debudebu beterbangan
beradu langkah dengan cengkiak
betapa muram tanahtanah ini
aku semakin tak mengerti
kukira maukuf saat ini, betapa pula aku ceroboh mengartikan sampaian
pesanpesan yang engkau tawarkan yang engkau pentaskan

namun masih ada waktu buat berkelana
akan kutautkan rindu dipenghujung malam
menyegel pintupintu asing
berukup tepat ditengah sunyi hitam
tingkar pikiran dan kepala dengan berjuta huruf yang berderetderet disekeliling
engkau hidup dikedalaman makna

hingga hilang sudah sunyi menjadi embun
maserasi fajar menggertak aorta
dan matamata yang malas enggan beranjak
memuncak tinggi di nirwana

Jakal KM 14 Jogja, 27 Maret 2012

*) Ekohm Abiyasa


Dalam rangka ikut memeriahkan Arisan Kata 17 disini.

11 kata kunci yang digunakan:
  • Maukuf: iman yang tidak diterima, seperti halnya orang munafik yang imannya baru dapat diterima jika kemunafikannya telah hilang;
  • Merapu: memunguti (barang-barang yang terbuang atau tidak berguna); meminta sedekah;
  • Berukup: mengasapi diri dengan membakar setanggi, kemenyan, dsb; sudah diasapi dengan ukup;
  • Menyegel: membubuhkan meterai; membubuhkan cap (dengan lak dsb) pada surat rahasia; menutup rumah (bangunan, barang, dsb) yang disita dengan menempelkan segel pada pintu dsb;
  • Maserasi: pelunakan suatu benda karena suatu cairan; pelunakan jaringan karena terendam dalam cairan, terutama cairan asam, sehingga jaringan pengikat melarut dan bagian jaringan dapat dipisahkan (dalam histologi); perubahan degenerasi yang menyebabkan perubahan warna, pelunakan jaringan, disintegrasi janin yang masih dalam rahim setelah mati (dalam obstetri);
  • Mencaduk: mengangkat atau menaikkan (kepala, ujung belalai, dsb);
  • Sampaian: gantungan; sampiran;
  • Pondik: sombong;
  • Tingkar: me.ning.kar v mengepung (musuh, penjahat, dsb); mengelilingi;
  • Modular: bersifat standar;
  • Cengkiak: semut yang besar dan hitam warnanya;

26 Maret 2012

serampaikata smile twilight night. the temple of a thousand poems have been created. rebound goal. i was the devil that night will be blood thirsty poems. where should i look

Visit http://serampaikata.blogspot.com

Link serupa disini.
Yang dua kumpulan puisi malah ilang.Padahal udah jadi .pdf. Hiks

23 Maret 2012

(Fiksimini) Dunia Sunyi Ini Sangat Indah

Dunia sunyi ini terasa indah sekali. Aku menemu malam gelap. Tiada orang yang bisa menebak secara pasti apa yang aku rasakan. Betapapun kamu menilai salah, itu tidak akurat 100%. Yang tahu pasti hanyalah aku dan Tuhan. Dunia ini terasa asing bagimu, tetapi terasa sangat nyaman aku huni. Hei sunyi..

Dunia ini indah juga tak ada ukuran pasti untuk kebenaran. Orang punya pembenaran sendiri-sendiri. Penilaian sendiri-sendiri.

"Oh ini salah, mana data dan faktamu!!".

"Tidak. Aku tidak butuh data dan fakta kawan. Yang kubutuhkan hanyalah imajinasi yang luas dan rasa yang tinggi".

"Uh, kau membentakku dengan menghujani pertanyaan-pertanyaan menohok itu. Betapa aku jadi orang bodoh seketika. Aku jadi kerbau, katak atau apalah itu. Serasa aku menikam sendiri jantungku!".

Berasa berada di pulau terasing. Asing seasing-asingnya. Oh Tuhan. Dilema atau memang bodoh diriku ini.

Ternyata itu semua berakhir dengan termenung. Betapa itu adalah hal yang biasa. Ada hikmah dibalik itu semua. Betul, hikmah. Ingatlah kisah amplas. Meskipun dia terasa kasar, tapi sesungguhnya dia menghaluskan benda lain. Nah berkaca dari itu, meski orang lain berkata, bertingkah, menulis kata-kata kasar kepadamu, anggaplah dia seperti amplas yang menghaluskan perasaan dan hatimu. Sehingga engkau lebih berhati-hati terhadap segala ucapan dan tindakanmu.

Dunia sunyi ini sangatlah indah. Tak perlu orang lain mengacak-acak dunia ini. Sungguh kau berkuasa penuh atas dirimu. Kau hanya perlu mempertanggungjawabkan kepada Tuhan Semesta Alam.

Dunia sunyi ini indah, dunia puisi.

Jakal KM 14 Jogja, 22 Maret 2012

*) Ekohm Abiyasa

Categories

Unordered List

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Text Widget